PRODUKSI ke-25
TEATER LIMA WAJAH
Universitas Kebangsaan Bandung
Sebagai
Negara yang berdaulat, bangsa Indonesia memiliki cita-cita untuk kemajuan
bersama. Cita-cita dari bangsa Indonesia itu sendiri, tertulis pada pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 Alenia ke 4, diantaranya yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...”. Dari
kutipan diatas bisa kita simpulkan bahwa cita-cita bangsa Indonesia di bidang
hukum adalah menciptakan keadilan sosial untuk semua tanpa pandang bulu.
Hal
yang terjadi adalah sebaliknya, hukum di negeri yang berdaulat ini bagai
lelucon yang keadilannya hanya dapat dimiliki oleh kalangan atas. Mereka juga
tidak segan mencuri hak rakyat senilai triliyunan rupiah dan bagai tak tahu
malu masuk penjara dengan senyum yang menghiasai wajahnya. Ketidak adilan
terhadap rakyat tidak hanya sampai disitu, walau telah mendekam di penjara,
para tahanan “berduit” tetap bisa menikmati fasilitas hotel bintang lima di
dalam jeruji besi, serta mendapatkan remisi atau pengurangan masa hukuman.
Hal
yang jauh berbeda harus dirasakan rakyat kecil ketika memperoleh hukum, seorang
nenek yang hanya mencuri singkong di kebun perusahaan besar, harus merasakan
tinggal di dalam penjara selama berbulan bulan, walau akhirnya perkara bisa
didamaikan oleh pengadilan.
Disini kita dapat
melihat bagaimana kondisi hukum di negara kesatuan republik Indonesia modern
ini. Banyak orang bilang, bahwa hukum di buat sama rata untuk semua lapisan
masyarakat, hukum tidak dapat dibeli, serta segala pelanggaran hukum harus
ditindak sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.
Teater Lima Wajah Universitas Kebangsaan Bandung, kembali
melakukan kegiatan produksi ke-25 dengan menggelar pementasan drama :
Judul
Naskah
|
:
|
“Jam Hiji Duapuluh Salapan Menit”
|
Penulis
Naskah
|
:
|
Karya
: Ayi G. Sasmita
|
Sutradara
|
:
|
Agus Sudrajat
|
Pelaksanaan
Pertama
|
||
Hari / Tanggal
|
:
|
Sabtu, 16 April 2016
|
Waktu
|
:
|
15.30 WIB
|
Tempat
|
:
|
Aula Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo
|
Universitas Kebangsaan
|
||
Jl.Terusan Halimun No.37 Bandung
|
||
Pelaksanaan Kedua
|
||
Kegiatan
|
:
|
Festival Drama Basa Sunda ke 17
|
Teater Sunda Kiwari
|
||
Hari / Tanggal
|
Kamis, 5 Mei 2016
|
|
Waktu
|
:
|
15.30 WIB
|
Tempat
|
:
|
Gedung
Kesenian Rumentang Siang
|
Jl. Baranangsiang No.1 Kosambi Bandung.
|
Para
Pemain
·
Witry Rahayu
·
Moch. Ali Rasyid
·
Muji Artiyani
·
Nurfalah
·
Rizki Ramadan
·
Sopiana Hersan
|
·
Andriansah
·
Anis Haerun N
·
Azizah Putri D
·
Dadan Ramdani
·
Dimas Agung P
·
Faisal A.J
|
Sinopsis Cerita :
Seorang wanita divonis
hukuman mati dengan dakwaan telah membunuh dua orang laki-laki, terdakwa
sebenarnya adalah korban dari sebuah rekayasa kasus sosial. Kakak beradik
saling membunuh karena berebut harta warisan, maka seorang Markus membuat
kesepakatan dengan ayah terdakwa dengan imbalan uang berlimpah, maka si Ayah dengan tega menjual
anaknya untuk dijadikan terdakwa sebagai pembunuh dua orang anak pejabat.
Terdakwa
tidak menerima putusan tersebut, sebab
dirinya merasa tidak pernah melakukan segala apa yang telah dituduhkan, dirinya
hanya menjadi korban rekayasa kasus, korban ketidak adilan hukum, tapi apa daya
apabila hukum telah dibeli, jaksa tetap menjatuhkan hukuman mati.
Napi
‘’
uing ngan salah sahiji korban tina rebuan kasus teu adilna hukum, pahilina
salah jeung bener dihareupeun hukum, sabab hukum jeung keadilan ngan saukur
jadi papas, ‘’seukeut ka handap mintul ka luhur’’, naha aranjeun rek caricing
bae..?! naha geus teu aya jalma nu boga hate, hengker teu wasa nyieun
tindakan…?! Rek tuluy diantep,..?! nepi ka iraha..?! nepi k jalma leutik
kapaehan lantaran cape ku ceurik..?! nu kawasa ka paehan lantaran cape ku
seuri…?! Kaayaan moal bisa robah ngan ngan ukur diskusi dina tv, ukur ku
gerentes hate wungkul, silih salahkeun moal ngarobah sagalana, tindakan anu
nyata nu dipihareup ku jalma-jalma model uing…!!!
Saha
nu rek nulungan..?! upama iyeu leungeun geus dibangkol kieu..?!
Saha
nu rek nulungan..?! upama eksekusi tinggal nungguan menit…!?
Kuburkeun
layon keadilan bareng jeung layon uing, tuliskeun kalimah keadilan dina
tutunggulna… hiji dua salapan wanci paehna keadilan ….!!!
Video : https://youtu.be/9z4W51Jh0aQ